Minggu, 10 Februari 2019

Bagaimana Caranya Menjadi Host Meet Up Google Local Guides?




Dimana mengajukan meet up?

https://maps.google.com/localguides/meetup/

Apa saja yang harus dipersiapkan?
1. Foto sampul ukuran 1030 x 350 pixel.
2. Nama meet-up
3. Tipe meet-up (geowalk, photowalk, foddcrawl, map editing, others)
4. Deskripsi meet-up
5. Lokasi meet up (sesuai Google Maps)
6. Tanggal meet-up
7. Jam mulai dan selesai
8. Jumlah maksimum peserta (opsional)

Setelah Submit Your  Meet Up, apa yang akan terjadi?
1. Pengajuan meet-up akan direview oleh Tim Local Guides. Review mencakup ke 8 hal di atas
2. Review bisa sehari atau lebih
3. Ketika meet-up kita disetujui, akan ada email pemberitahuan
4. Meet-up kita muncul di Local Guides Meet Up Calendar, dan bisa dibaca oleh Local Guides di seluruh dunia
5. Setiap Local Guides yang berminat, bisa klik tombol biru : ATTEND THIS MEET UP
6. Peserta yang ingin menanyakan sesuatu hal atau berkomentar, bisa klik tombol orange :  Join the conversation on Local Guides Connect
7. Host bisa membuat pengumuman, yang akan tersebar ke email peserta yang sudah mendaftarkan diri
8. Host dapat membatalkan meet-up

Setelah Meet-Up Muncul di Local Guides Meet Up Calendar?
1. Share di sosial media.
2. Ajak teman-teman terdekat
3. Berinteraksi dengan Local Guides lain di Connect. (event meet up kita juga otomatis muncul di Connect sebagai postingan)

Ketika Meet-Up, apa saja yang bisa dilakukan host?
1. Usahakan tepat waktu
2. Absensi
3. Perkenalan setiap peserta
4. Penjelasan maksud dan tujuan meet-up
5. Pelaksanaan meet-up
6. Ingatkan peserta untuk berkontribusi di Google Maps selama meet-up
7. Dokumentasikan keseruan meet-up. Seluruh peserta juga wajib bikin dokumentasi.

Setelah meet-up?
1. Buatlah liputan (RECAP) di Connect, dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh Google Translate, karena Local Guides lain mungkin akan memilih membaca dengan pilihan bahasa negara mereka sendiri
2. Sisipkan foto yang paling bercerita, jangan terlalu banyak foto, karena setiap Local Guides memiliki batasan upload 1.000 foto yang akan terakumulasi setiap kali ulpoad foto di Connect
3. Sisipkan video liputan kegiatan, dengan cara mengunggah di Youtube dan melampirkan link URL-nya di Connect.
4. Jangan pelit untuk memberikan kudos dan balasan kepada setiap Local Guides yang memberikan komentar di postingan anda.

Selamat mencoba, semoga berhasil!

Brian
Batu Local Guides

Selasa, 01 November 2016

Kecanduan Google Map? Jadilah Local Guides



Local Guides adalah komunitas global para penjelajah untuk saling berbagi penemuan mereka di Google Maps. Anda dapat membantu orang lain menemukan tempat terbaik di kota, membuat teman baru, dan mendapatkan manfaat di sepanjang jalan.
 
Apa yang dapat Anda lakukan sebagai Local Guides?
 
1) Upload foto / Add A Photo
"Sebuah foto bernilai seribu kata" adalah pepatah lama tapi masih berlaku saat ini. Bisa berupa foto pemandangan, makanan, gedung, candi, wahana wisata, atau foto apapun yang paling berkesan di perjalanan Anda.
 
2) Menulis Ulasan / Write A Review
Menulis ulasan tentang suatu tempat akan sangat membantu orang lain membuat keputusan pergi ke tempat tersebut. Maka, buatlah ulasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Setidaknya, ulasan tersebut relevan dengan tempat yang anda kunjungi, obyektif, santun dan konstruktif. Langkah-langkah untuk menulis review:

  • Memilih tempat di Google Maps
  • Memberikan rating (1-5 bintang)
  • Membuat ulasan selengkapnya

3) Mengedit tempat / Suggest An Edit
Setiap tempat yang ada di Google Maps tidaklah selalu benar. Kesalahan bisa terjadi pada pencantuman alamat, situs internet, nomor telepon, bahkan lokasi di Google Maps pun bisa tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Maka "Sarankan edit" di Google Maps guna memperbaiki detail data tersebut.
  
4) Tambahkan tempat / Add A Missing Place
Kadangkala kita tidak berhasil menemukan suatu tempat di Google Maps. Setelah ditelusuri sedemikian rupa, ternyata tempat tersebut belum tercantum di Google Maps. Untuk itu, kita bisa menambahkannya ke Google Maps. Tentukan titik pin dimana tepatnya lokasi tempat yang akan ditambahkan, dan berilah nama tempat tersebut beserta rincian alamat, kategori, situs internet, dan nomor telepon. 

5) Rincian materi
Sebagai Pemandu Lokal, anda bisa juga menjawab pertanyaan lokal yang muncul di tempat yang pernah Anda kunjungi. Hal ini bisa dilakukan dengan membuka kembali tempat yang sudah Anda buat ulasan, akan muncul beberapa pertanyaan yang harus Anda pilih jawabannya sesuai dengan pengalaman Anda di tempat tersebut. 
 
Ingat, sebagai Local Guides, Anda dapat memperoleh poin dengan berkontribusi ke Google Maps di mana saja di seluruh dunia. Tunggu apalagi? Ayo bepergian dan berikan kontribusi terbaik.

Senin, 10 Oktober 2016

Coban Jodo, Sumber Slamet via Bendolawang Ngadirejo Jabung Kabupaten Malang

Coban Jodo adalah air terjun yang bisa diakses dari jalan dusun Bendolawang desa Ngadirejo kec Jabung, Kabupaten Malang. Wana wisata tersebut sudah dibuka untuk umum dengan tiket masuk sebesar Rp.10.000 dan jasa pemandu Rp.50.000 untuk satu kelompok maksimal 10 orang
.



Dari arah jalan LA Sucipto Malang/ Stasiun Blimbing Malang, perjalanan dapat ditempuh sejauh 14 km ke arah Kecamatan Jabung. Sesaat setelah memasuki gerbang masuk Kota Tumpang, tepatnya jalan raya Jeru (Kenongo), terdapat pertigaan jalan raya. Jalan yang belok ke kiri ke arah desa Ngadirejo, sedangkan yang lurus ke arah kecamatan Tumpang. Di sini terdapat papan penunjuk ke beberapa air terjun lainnya, yaitu Coban Jahe, Coban Siuk. Di sini juga terdapat pangkalan ojek Kenongo yang bisa mengantar ke dusun Bendolawang ds Ngadirejo apabila perjalanan di tempuh dengan angkutan umum.

penunjuk arah memakai Google Map dari jalan raya Jeru ke jalan raya Ngadirejo

Dari simpang Kenongo, perjalanan sampai ujung jalan raya Ngadirejo dapat ditempuh kurang lebih 13 menit (6,2 km). Di kanan kiri jalan banyak ditemui kebun singkong yang merupakan salah satu komoditi andalan desa Ngadirejo.



Dari ujung aspal dusun Bendolawang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki atau memakai motor / mobil offroad menyusuri jalan berbatu (makadam) sepanjang kurang lebih 1 km yang dinamakan Jl Coban Jodo sesuai obyek wisata yang ada di lokasi tersebut. Di beberapa bagian jalan, terdapat cor semen yang cukup membantu para pengendara motor. Dari jalan makadam ini, papan penunjuk menuju Coban Jodo dapat ditemui di sebelah kanan, jalan setapak selebar kurang lebih 1 m yang menuju ke arah air terjun. Jalan setapak ini menyusuri perkebunan kopi yang cukup rindang dan nyaman untuk sekedar beristirahat sejenak.  


Di sini juga terdapat larangan mengambil rumput bagi warga sekitar demi menjaga kelestarian hutan. Tentunya tidak hanya rumput, akan tetapi juga termasuk seluruh jenis tumbuhan dan binatang yang menjadi penyokong keanekaragaman hayati di wilayah ini. Kita sebagai pendatang, juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kelestarian hutan, dengan tidak membuang sampah / membawa kembali sampah dan tidak mengambil apapun yang ada di hutan.



Di beberapa titik jalan setapak ini, dapat ditemui beberapa sumber air yang masih alami, mengalir dari sela-sela bebatuan dan tanah. Oleh karena itu, kita tidak perlu membawa bekal air terlalu banyak, karena cukup banyak sumber air yang bisa langsung diminum atau sekedar membasahi tubuh. Ujung jalan ini akan semakin menurun dan curam di beberapa bagian. Disarankan untuk saling menjaga dan ekstra berhati-hati, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah menyusuri jalan setapak, kita akan bertemu dengan sungai yang masih bersih dan alami. Menyusuri sungai adalah perjalanan berikutnya yang akan cukup menguras tenaga. 


Pada saat menyusuri sungai ini, sebaiknya barang bawaan terutama hp, kamera, dan peralatan lainnya dimasukkan ke dalam kantong plastik, guna mencegah kerusakan saat terpeleset atau terjatuh. Demikian halnya dengan alas kaki, pakailah yang nyaman untuk dipakai berjalan di jalan setapak sekaligus di aliran sungai. Sandal gunung adalah pilihan terbaik.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, kita akan bertemu dengan air terjun pertama yang tidak terlalu besar di sisi kiri tebing. Debit airnya kecil dan hanya mengeluarkan suara gemericik air, sehingga disebut Coban Kricik oleh warga sekitar.



Setelah melewati air terjun tersebut, perjalanan kembali dilanjutkan dengan tetap menyusuri sungai, berpindah dari sisi kanan dan kiri sungai dengan sesekali menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam. 

Tidak seberapa jauh, di sebelah kiri sungai, akan ditemui air terjun yang kedua, yang dinamakan Coban Arema oleh warga setempat. Di artikel lain, air terjun yang satu ini juga kerap disebut Coban Singo, karena susunan batu di air terjun tersebut menyerupai kepala singa. Menurut sesepuh warga, di sini terdapat empat penjaga hutan yang tidak kasat mata. Dua di antaranya dikenali sebagai Syech Subakri dan Syech Wiro Tirto.





Dari Coban Arema, perjalanan belum berakhir. Aliran sungai yang dingin harus tetap dilalui dengan hati hati. Beberapa lama menyusuri sungai, kita akan menemukan satu lagi air terjun kecil dengan debit air yang cukup deras. Air terjun ini dinamakan Coban Suko. Tetap berhati-hati, karena kita harus menuruni dua batu besar untuk bisa mencapai tempat ini. Dalam kondisi lembab, permukaan batu cukup licin. 




Di beberapa titik, terdapat juga tempat yang cukup landai dan nyaman untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Gemericik air sungai yang menyejukkan hati, di tambah lansekap dinding batu dan tanah cadas yang diselimuti belukar hijau, menjadi gambaran indah alam yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Berhentilah sejenak, dan abadikan semuanya.


Tak terasa, bunyi gemuruh air semakin jelas terdengar. Pertanda bahwa air terjun yang cukup besar tidak seberapa jauh lagi. Yaa, akhirnya kami menapakkan kaki di Coban Jodo, air terjun yang saling berhadapan yang mata airnya dikenal sebagai Sumber Slamet.




Ucapan terimakasih dan salam hormat kami kepada (alm) pak Tarup dan bapak-bapak lainnya yang telah mengawal perjalanan kami pertama kali ke Coban Jodo dan menunjukkan semangat yang luar biasa merintis jalan dan menjaga kelestarian hutan bersama warga dusun Bendolawang desa Ngadirejo kecamatan Jabung. Sampai dengan saat ini, terhitung sudah lebih dari lima kali kami berkunjung ke tempat ini bersama komunitas Batu Local Guides. Semoga, semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan wana wisata ini selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam menjaga alam dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengunjung Coban Jodo. 



Tips :
1. Persiapkan fisik, karena perjalanan yang akan ditempuh cukup berat.
2. Tidak disarankan mengajak anak kecil.
3. Pakailah sandal gunung atau sepatu karet.
4. Bawa bekal makanan dan obat pribadi secukupnya.
5. Bawalah kembali sampah anda, karena hutan bukanlah tempat sampah.

Google Maps :
1. Jalan Coban Jodo
2. Jalan Masuk Ke Coban Jodo
3. Musholla 
4. Coban Kricik
5. Coban Suko
6. Coban Singo
7. Coban Jodo

 



Contact person Coban Jodo :
Pak Priyantono 085895454323




Rabu, 22 Juli 2015

Car Free Day Malang

Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Car Free Day bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi.
Tema penting dalam hari bebas kendaraan bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor di rumah dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tidak bermotor atau pun menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan panjang.

Jalan santai menikmati udara pagi yang bersih di Malang
  • Lokasi hari bebas kendaraan bermotor di Indonesia
    • 1 Jawa
      • 1.1 Jakarta
      • 1.2 Banten
        • 1.2.1 Tangerang
        • 1.2.2 Tangerang Selatan
      • 1.3 Jawa Barat
        • 1.3.1 Bandung
        • 1.3.2 Bekasi
        • 1.3.3 Bogor
      • 1.4 Jawa Timur
        • 1.4.1 Surabaya
        • 1.4.2 Malang
        • 1.4.3 Jombang
        • 1.4.4 Lamongan
        • 1.4.5 Kediri
        • 1.4.6 Blitar
        • 1.4.7 Madiun
        • 1.4.8 Trenggalek
        • 1.4.9 Tuban
      • 1.5 Yogyakarta
      • 1.6 Jawa Tengah
        • 1.6.1 Semarang
        • 1.6.2 Surakarta
        • 1.6.3 Sragen
        • 1.6.4 Tegal
    • 2 Sumatera
      • 2.1 Banda Aceh
Senam yuk biar sehat jiwa dan raga :)


Setelah keberhasilan Car Free Day di Jakarta yang diikuti antusiasme masyarakat, kegiatan hari tanpa kendaraan bermotor diselenggarakan juga di Kota Malang yang dipusatkan di sepanjang Jl. Ijen (Ijen Boulevard). Car free day ini diluncurkan pada 18 Desember 2011 oleh Walikota Malang saat itu. Selain jalan-jalan dan naik sepeda, masyarakat juga disuguhkan dengan Pasar Minggu yang menyediakan jajanan khas di pagi hari di sekitar Jl Semeru dan area parkir di belakang Mal Olympic Garden (MOG) Malang.



Bersepeda bersama teman..

Foto model..

Komunitas cosplay..

Duta Lalu Lintas..

Polwan cantik siap menjaga kenyamanan pengunjung..

Komunitas penyayang anjing..

Penyayang reptil..